Pantai Sadeng terletak di Desa Songbanyu, Kecamatan Girisuno, Gunung
Kidul, DIY. Jarak tempuh sekitar 70 km dari kota Yogyakarta memakan
waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Perjalanan menuju Pantai Sadeng
kita akan banyak sekali melihat pemandangan yang masih alami, bukit
kapur yang memanjang membentuk aliran sungai. Sepanjang tepian sungai
purba itu telah berganti menjadi lahan bertanam palawija oleh penduduk.
Curah hujan yang cukup rendah setiap tahunnya menyebabkan petani di
daerah sini lebih memilih menjadi petani palawija kalaupun ada yang
menanam padi, mereka lebih memilih padi jenis gogorancah atau dewi sri
yang bisa bertahan di lahan kering. Penduduk di sekita Pantai Sadeng
memiliki dua profesi sekaligus sebagai petani dan nelayan.
Kawasan Pantai Sadeng dikembangkan menjadi pelabuhan nelayan pada tahun 1983. Cikal bakal pengembangan ini ditandai dengan kedatangan para nelayan dari daerah Gombong yang melihat potensi besar di pantai ini. Jauh sebelum kedatangan para nelayan dari Gombong, Pantai Sadeng pernah menjadi pelabuhan yang kemudian lama tidak aktif dikarenakan kepercayaan penduduk setempat yang melarang melaut. Larangan itu berkaitan dengan mitos Ratu Laut Selatan serta kepercayaan bahwa Pantai Sadeng adalah pantai yang wingit.
Menurut kepercayaan masyarakat lokal, nama Sadeng itu bermula dari nama Sedeng yang berarti cukup. Jadi siapapun yang masuk ke Pantai Sadeng akan mampu bertahan dan tidak perlu untuk menjadi rakus atau tamak. Kearifan lokal inilah yang melatarbelakangi masyarakat sekitar untuk membuka kembali kawasan Pantai Sadeng menjadi pelabuhan ikan bagi para nelayan. Dengan memegang teguh kepercayaan tersebut, para nelayan di Pantai Sadeng tetap bisa hidup dengan berkecukupan dan saling menghargai satu dengan lainnya.
Sebagai tempat kunjungan wisata, keindahan Pantai Sadeng tidak kalah unik dan khas dibandingkan dengan pantai selatan lainnya. Deburan ombak yang tinggi dikala air pasang, warna-warni biru hijau air pantai yang membentang luas dari dermaga hingga ujung pantai. Kesibukan para nelayan dan pemancing menjadi ciri khas kehidupan pantai ini. Perbukitan yang mengelilingi pantai ini menjadi sebuah tembok besar yang memancarkan keindaha dengan bebatuan karang yang ditumbuhi tumbuhan hijau.
Perjalanan menuju Pantai Sadeng tidaklah sulit, berbagai angkutan telah tersedia mulai dari angkutan yang bersifat pribadi alias ojek sampai angkutan umum alias minibus. Dari pusat kota Wonosari kita langsung ke arah Semanu dilanjutkan ke Rongkop dan akhirnya kita mencapai kecamatan Girisubo, Pantai Sadeng. Kenyamanan perjalanan tidak perlu diragukan karena jalanan sudah diaspala dari Wonosari hingga ke Pantai Sadeng. Perjalanan dari Wonosari hingga Pantai Sadeng akan menjadi perjalanan penuh romantika, jalanan yang naik turun dengan selingan tikungan tajam dan perbukitan yang terus menjadi teman perjalanan sampai pada di titik akhir di Pantai Sadeng.
Kawasan Pantai Sadeng dikembangkan menjadi pelabuhan nelayan pada tahun 1983. Cikal bakal pengembangan ini ditandai dengan kedatangan para nelayan dari daerah Gombong yang melihat potensi besar di pantai ini. Jauh sebelum kedatangan para nelayan dari Gombong, Pantai Sadeng pernah menjadi pelabuhan yang kemudian lama tidak aktif dikarenakan kepercayaan penduduk setempat yang melarang melaut. Larangan itu berkaitan dengan mitos Ratu Laut Selatan serta kepercayaan bahwa Pantai Sadeng adalah pantai yang wingit.
Menurut kepercayaan masyarakat lokal, nama Sadeng itu bermula dari nama Sedeng yang berarti cukup. Jadi siapapun yang masuk ke Pantai Sadeng akan mampu bertahan dan tidak perlu untuk menjadi rakus atau tamak. Kearifan lokal inilah yang melatarbelakangi masyarakat sekitar untuk membuka kembali kawasan Pantai Sadeng menjadi pelabuhan ikan bagi para nelayan. Dengan memegang teguh kepercayaan tersebut, para nelayan di Pantai Sadeng tetap bisa hidup dengan berkecukupan dan saling menghargai satu dengan lainnya.
Sebagai tempat kunjungan wisata, keindahan Pantai Sadeng tidak kalah unik dan khas dibandingkan dengan pantai selatan lainnya. Deburan ombak yang tinggi dikala air pasang, warna-warni biru hijau air pantai yang membentang luas dari dermaga hingga ujung pantai. Kesibukan para nelayan dan pemancing menjadi ciri khas kehidupan pantai ini. Perbukitan yang mengelilingi pantai ini menjadi sebuah tembok besar yang memancarkan keindaha dengan bebatuan karang yang ditumbuhi tumbuhan hijau.
Perjalanan menuju Pantai Sadeng tidaklah sulit, berbagai angkutan telah tersedia mulai dari angkutan yang bersifat pribadi alias ojek sampai angkutan umum alias minibus. Dari pusat kota Wonosari kita langsung ke arah Semanu dilanjutkan ke Rongkop dan akhirnya kita mencapai kecamatan Girisubo, Pantai Sadeng. Kenyamanan perjalanan tidak perlu diragukan karena jalanan sudah diaspala dari Wonosari hingga ke Pantai Sadeng. Perjalanan dari Wonosari hingga Pantai Sadeng akan menjadi perjalanan penuh romantika, jalanan yang naik turun dengan selingan tikungan tajam dan perbukitan yang terus menjadi teman perjalanan sampai pada di titik akhir di Pantai Sadeng.
1 comment:
Why you can use my real money online casino in India
How to get my real money casino online? If you want to have fun with your online casino gambling activities, you are 온카지노 ì—사 in the right place.
Post a Comment