terletak di Jl. Rotowijayan Yogyakarta, atau sebelah barat bangunan
KeratonYogyakarta. Museum kereta keraton jogja yang didirikan sejak
bertahtanya Sri Sultan Hamengkubuwono VI ini menyimpan beragam koleksi
kereta kuda milik Keraton Kasultanan Yogyakarta. Pada jaman dahulu
kereta-kereta tersebut dahulu merupakan kendaraan para sultan untuk
berbagai keperluan dan acara yang diselenggarakan Keraton Yogyakarta.
Sebagian koleksi kereta museum kereta
keraton jogja sampai saat ini masih digunakan dalam upacara-upacara
tradisi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tetapi sebagian juga ada yang
tidak digunakan sama sekali, karena usia kereta yang sudah tua. Banyak
sekali peristiwa dan sejarah yang melekat pada masing-masing kereta
selama pemerintahan Keraton Yogyakarta sampai saat ini.
Museum Kereta Keraton Jogja Tempat Tujuan Wisata
Museum kereta keraton jogja biasanya
menjadi salah satu tujuan wisata dari serangkaian acara wisata kota yang
meliputi Keraton Yogyakarta, Taman Sari dan Benteng Vredeburg. Karena
keberadaannya yang sangat dekat dengan Keraton Yogyakarta, anda hanya
butuh beberapa menit saja berjalan kaki dari Keraton Yogyakarta ataupun
Malioboro untuk bisa sampai ke museum kereta ini.
Koleksi museum kereta keraton jogja ini
ada yang berumur puluhan bahkan ada yang sudah ratusan tahun, dari
beberapa kereta ini masih ada yang dipergunakan pada masa kini oleh
pihak keraton, namun ada juga yang Karena pertimbangan usia kereta
tersebut maka hanya dijadikan barang pusaka saja di keraton.
Masing-masing kereta diberi nama tersendiri oleh keraton. Dan setiap 1
suro atau 1 muharram menurut penanggalan jawa kereta yang termasuk
kereta pusaka dimandikan atau istilahnya Jamasan. Setiap Jamasan
tersebut banyak orang ingin menyaksikan, mereka berharap dari bekas
jamasan tersebut bisa mendatangkan berkah. Koleksi Kereta berdasarkan
usia pembuatannya adalah sebagai berikut :
Koleksi Museum Kereta Keraton Jogja
Kereta Kanjeng Nyai Jimat : koleksi
museum kereta keraton jogja ini Kereta hadiah Gubernur Jenderal Jacob
Mossel dari Spanyol ini dahulunya sebgai alat transportasi sehari hari
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I-III, ditarik 8 ekor kuda, ini
merupakan produksi Belanda tahun 1750. Kondisi saat ini masih asli
antara lain pegasnya yang terbuat dari kulit kerbau. Merupakan Kereta
Pusaka yang tiap tahun dilakukan Jamasan.
Kereta Mondro Juwolo : Koleksi museum kereta keraton jogja ini di produksi
Belanda tahun 1800 merupakan kereta bagi Pangeran Diponegoro yang
ditarik 6 ekor kuda. Kondisi saat ini sudah dicat ulang untuk keperluan
Festival Keraton Nusantara
Kereta Kyai Manik Retno
: Koleksi museum kereta keraton jogja ini di Produksi Belanda dibeli
tahun 1815 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IV,
digunakan sebagai kerete pesiar bagi Sultan bersama Permaisuri yang
ditarik 4 ekor kuda.
Kereta Kyai Jolodoro :
Koleksi museum kereta keraton jogja ini diproduksi Belanda tahun 1815
merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Sais berdiri
dibelakang dan ditarik 4 ekor kuda
Kereta Kyai Wimono Putro : Koleksi museum
kereta keraton jogja dibeli tahun 1860 pada masa pemerintahan Sri
Sultan Hamengku Buwono VI, digunakan pada saat pengangkatan Putera
Mahkota dan ditarik oleh 6 ekor kuda. Kondisi saat ini masih asli.
Kereta Garuda Yeksa :
Koleksi museum kereta keraton jogja ini di produksi Belanda tahun
1861pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VI, dipergunkan pada saat
penobatan Sultan dan disebur juga sebagai Kereta Kencana, ditarik
delapan ekor kuda yang warna dan jenis kelaminnya sama. Kondisi masih
asli termasuk lambing burung garuda yang terbuat dari emas 18 karat
seberat 20 kg dan merupakan desain dari Sri Sultan Hamengku Buwono I
Kereta Kyai Harsanuba :
Koleksi museum kereta keraton jogja ini dibeli tahun 1870, digunakan
sebagai transportasi sehari hari Sri Sultan Hamengku Buwono VI – VIII
dan ditarik 4 ekor kuda
Kereta Kyai Jogwiyat :
Koleksi museum kereta keraton jogja ini produksi Den Haag Belandatahun
1880 merupakan peninggalan Sri Sultan Hamenghku Buwono VII digunakan
oleh Manggala Yudha atau semacam panglima perang. Pada saat Sri sultan
Hamengku Buwono X menikahkan putrinya kereta ini digunakan, namun sudah
mengalami renovasi antara lain catnya.
Kereta Roto Biru :
Koleksi museum kereta keraton jogja ini produksi Belanda tahun 1901,
dipergunakan untuk manggala yudha pada waktu itu dan ditarik 4 ekor kuda
Kereta Kus Sepuluh :
Koleksi museum kereta keraton jogja ini produksi Belanda tahun 1901
pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, aslinnya adalah kereta
landowerdan bisa dipergunakan untuk pengantin. Kondisi sudah dirubah
catnya.
Kereta Kus Gading :
Koleksi museum kereta keraton jogja ini produksi Belanda tahun 1901,
dibeli pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan ditarik 4 ekor
kuda.
Kyai Rejo Pawoko :
Koleksi museum kereta keraton jogja ini produksi tahun 1901, pada masa
pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, diperuntukkan bagi
adik-adik Sultan dan ditarik 4 ekor kuda
Kereta Landower Wisman :
Koleksi museum kereta keraton jogja ini dibebli dari Belanda tahun 1901
dan direnovasi tahun 2003, digunakan sebagai transportasi Sultan dalam
memberikan penyuluhan pertanian dan ditarik 4 ekor kuda
Kereta Landower : Koleksi museum kereta keraton jogja ini dibeli tahun 1901 dan ditarik 4 ekor kuda
Kereta Premili :
Koleksi museum kereta keraton jogja dirakit di Semarang tahun 1925
dengan sukucadang dikirim dari Belanda, dipergunakan untuk menjemput
penari-penari keraton dan ditarik 4 ekor kuda
Kereta Kyai Kutha Raharjo
: Koleksi museum kereta keraton jogja diproduksi berlin dan dibeli
tahun 1927 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX,
digunakan untuk mengiringi acara-acara yang diadakan keraton dan ditarik
4 ekor kuda
Kereta Roto Praloyo :
Koleksi museum kereta keraton jogja dibeli tahun 1938 pada masa
pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII merupakan Kereta Jenasah
dan pernah dipakai untuk pemakaman Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan
ditarik 8 ekor kuda.
Kereta Kyai Jetayu :
Koleksi museum kereta keraton jogja dibeli tahun 1931 diperuntukkan
bagi puteri=putrid sultan yang masih remaja, ditarik 4 ekor kuda dengan
pengendali langsung diatas kudanya.
Kereta Kapulitin :
Koleksi museum kereta keraton jogja dibeli pada masa pemerintahan Sri
Sultan Hamengku Buwono VII, sebagai kereta pacuan sehingga hanya ditarik
1 ekor kuda
Kereta Kyai Pustoko Manik
: Koleksi museum kereta keraton jogja diproduksi di Amsterdam Belanda,
dipergunakan un tuk mengiringi acara keraton termasuk mengiringi
pengantin dan ditarik 4 ekor kuda
Kereta Landower Surabaya : Koleksi museum kereta keraton jogja ini diproduksi di Swiss dipergunakan untuk penyuluhan petani di Surabaya
Kereta Kyai Noto Puro :
Koleksi museum kereta keraton jogja diproduksi di Belanda pada masa
pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII, dipergunakan untuk
aktivitas perang. Dan ditarik 4 ekor kuda, kondisi sudah mengalami
renovasi
No comments:
Post a Comment